TERAPI OKUPASI

gbr6.jpg


Adalah profesi kesehatan yang merupakan bagian dari rehabilitasi medik, bertujuan membantu individu dengan kelainan dan atau gangguan fisik, mental maupun sosial, dengan penekanan pada aspek sensomotorik dan proses neurologis. Hal itu dicapai dengan cara memanipulasi, memfasilitasi, dan menginhibisi lingkungan, sehingga individu mampu mencapai peningkatan, perbaikan, dan pemeliharaan kualitas hidupnya.

Dalam memberikan pelayanan kepada individu, terapi okupasi memperhatikan aset (kemampuan) dan limitasi (keterbatasan) yang dimiliki anak, dengan memberikan manajemen aktifitas yang purposeful (bertujuan) dan meaningful (bermakna). Dengan demikian diharapkan anak dapat mencapai kemandirian dalam aktifitas produktifitas (sekolah/akademik), kemampuan perawatan diri (self care), dan kemampuan penggunaan waktu luang (leisure) serta bermain sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.


Anak-anak yang memerlukan bantuan terapi seperti diuraikan di atas antara lain adalah :

v      Anak dengan gangguan perilaku
v      Autism Spectrum Disorder (ASD)
v      Down Syndrome
v      Attention Deficit /Hyperactivity Disorder (ADD/ADHD)
v      Asperger’s Syndrome
v      Kesulitan Belajar
v      Keterlambatan wicara
v      Gangguan perkembangan (Cerebal Palsy/CP)
v      Pervasive Developmental Disorder (PDD)
v      dan keterlambatan perkembangan lainnya


Okupasi Terapi akan memberikan pelayanan individual yang meliputi :

{      Penilaian (Asessment)
{      Intervensi individual maupun kelompok

Agar anak mampu mencapai kemandirian dalam tugas kehidupan, seorang terapis okupasi akan mengamati dan mengkaji area-area dan komponen yang mencakup :

      Biomekanik
      Sensori motorik
      Perseptual Kognitif
      Keterampilan Interpersonal


Setiap Anak Adalah Unik

Kita dapat mengembangkan potensi anak secara maksimum jika mereka mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat. Dengan prinsip inilah maka para terapis di Pusat Terapi Pelangi Lazuardi akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak, sehingga anak-anak dengan gangguan perkembangan dan kesulitan belajar dapat mandiri dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.